Oleh : prof. dr. h. miftah faridl
Shalat malam termasuk salah satu shalat sunnat yang hampir tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi SAW. Selama sekitar 23 tahun, yaitu masa kerasulan beliau, shalat malam terus dilaksanakan oleh beliau sejak tahun pertama kenabian sampai menjelang beliau wafat.
Istri-istri beliau dan para shahabat senantiasa memelihara shalat malam ini. Begitu juga para shalihin, para aulia, ulama-ulama berprestasi rata-rata terdiri dari orang-orang yang membiasakan shalat malam.
Nabi SAW menyatakan : “ Hendaknya kalian memelihara shalat malam. Karena shalat malam itu merupakan kebiasaan orang shalih sebelummu, shalat malam itu dapat mendekatkan seseorang kepada Allah, menghapus dosa dan kesalahan, mencegah perbuatan dosa…” (H.R. Tarmidzi)
Shalat malam termasuk shalat yang selalu dilakukan oleh para Nabi dan Rasul Alloh yang terdahulu. Kepada Nabi Muhammad SAW, perintah shalat malam itu telah turun sejak tahun-tahun pertama kenabian, yaitu turunnya beberapa ayat surat Al_Muzzamil..
“Hai orang-orang yang berselimut, bangunlah shalat malam, kecuali sedikit. Seperduanya atau kurangi dari seperdua sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur’an dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam itu adalah lebih tepat (untuk khusu) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan “ (Q.S. Al-Muzzammil 1-6)
Ayat-ayat tersebut turun kepada nabi pada saat beliau sedang dihadapkan dengan berbagai tekanan dan reaksi dari orang-orang musyrikin yang sinis, mencemoohkan, menghina sampai menuduh gila. Dalam suasana bathin seperti itu, Al-Qur’an QS Al-Muzzammil memberikan solusi dengan perintah sholat malam (dan baca Al-Qur’an). Menurut sahabat Ibnu Abbas, sejak turunnya awal surat Al-Muzzammil tersebut, sholat malam itu wajib hukumnya. Baru kemudian menjadi surat setelah ada penetapan sholat fardhu yang lima waktu dan turunnya Al-Qur’an Surat Al-Isra 79 yang menerangkan bahwa sholat Tahajud itu sunat hukumnya. Tapi nabi sendiri terus melakukannya dan tidak pernah meninggalkannya.
Ada dua hal yang dijanjikan oleh Al-Qur’an surat Al-Muzzammil tersebut bagi mereka yang membiasakan shalat malam yaitu Qaulan Tsaqila (ucapan yang berbobot) kemantapan, dan ketangguhan spiritual. Sedangkan dalam surat Al-Isra 79 Allah SWT menjanjikan kepada mereka yang sering tahajud dengan anugrah Maqoman Mahmuda; posisi yang terpuji (di dunia dan akhirat). Sholat malam dilaksanakan sebagai wujud kepasrahan seseorang kepada Allah SWT dalam menyikapi berbagai problem yang dihadapi. Sebuah hadits menerangkan; apabila di tengah keluarga itu terjadi berbagai kesulitan, musibah demi musibah,
Nabi menganjurkan agar suami membangunkan istrinya di penghujung malam dengan penuh kasih sayang. Hadits lain menyebutnya “bangunkan suamimu dengan penuh kasih sayang. Kemudian mereka sholat malam dan berakhir berdoa”
Allah SWT menyatakan “ Aku malu kalau Aku tidak mengabulkan doa dan munajat mereka.”
Sholat malam juga dapat dilaksanakan sebagai wujud syukur seorang hamba kepada Allah SWT atas berbagai nikmat yang dianugrahkan-Nya.
Sahabat Abu Hurairah menceritakan tentang kaki nabi yang memar-memar, lecet dan bengkak-bengkak.
Abu Hurairah bertanya: “Yaa Rasulallah, kakimu bengkak lecet dan memar-memar karena kau habiskan waktu akhir malam untuk shalat malam. Yaa Rasulallah, Anda mau cari apalagi? Surga sudah pasti, dosa tidak pernah Anda lakukan. Allah pun mencitai Anda.”
Beliau menjawab: “Apakah saya tidak pantas untuk mensyukuri anugrah nikmat yang Allah berikan kepada saya?”
Hadits-hadits di bawah ini menggambarkan keutamaan shalat malam:
“Shalat yang paling utama setelah shalat fardlu ialah shalat malam ((Ibnu Huzaefah)
“Tebarkan salam, bangun keakraban, wujudkan kepedulian sosial. Lakukan shalat malam ketika orang-orang sedang nyenyak tidur malam”.
Seorang shahabat bertanya tentang kunci masuk surga, Nabi SAW menjawab.
-Memberi makan kepada yang lapar
-Membudayakan dan menyebarkan salam
-Membangun silaturahmi
-Melakukan sholat malam ketika orang-orang lain sedang nyenyak tidur
“Peliharalah shalat malam walaupun hanya satu rakaat”
“Hendaklah kalian memelihara shalat malam. Karena sholat malam itu kebiasaan orang-orang-orang shaleh sebelummu, dapat mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa dan kesalahan, mencegah perbuatan dosa” (Tarmidzi).
Jarak yang paling dekat seorang hamba dengan Allah ialah malam. Kalau kalian berdzikir pada saat tersebut, lakukanlah. (tarmidzi).
Baik sekali apabila kita dapat membiasakan shalat malam selain shalat fardhu dan sholat sunnat lainnya. Ada ajaran yang sederhana tapi baik untuk dijadikan kebiasaan harian kita, yaitu cepat tidur dan cepat bangun lebih baik daripada lambat tidur dan lambat bangun. Usahakan makan malam tidak banyak-banyak. Ambil air wudlu, lakukan sholat syukrul wudlu dua rakaat, kemudian hantarkan tidur dengan dzikir seperti membaca Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falak, An-Nas dan Ayat Kursi. Atau dilanjutkan dengan membaca dzikir Subhanallah, walhamdulillah, wala ilaha ilallah wallohu akbar, wala haula wala quwwata illa billahil’aliyyil azim. Insya Allah tidurnya akan efektif dan dengan mudah dapat bangun pada sepertiga malam terakhir sekitar jam 2 atau jam 3 malam. Bangunlah dengan tulus ikhlas sambil membaca doa bangun tidur, bersihkan gigi, ambil air wudlu lantas lakukan sholat iftitah (pembuka) 2 rakaat, kemudian lakukan sholat tahajud 4 x 2 rakaat dilanjutkan 3 rakaat witir. Baca Q.S. Al-Isra 80 dan doa yang ma’tsur/ dicontohkan oleh Nabi SAW dan perbanyak istigfar.